Liputan6.com, Jakarta Pandemi membuat semua sektor nasional terkena imbasnya, khususnya sektor ekonomi. Dampak menurunnya ekonomi terlihat dari banyaknya karyawan yang di rumahkan atau PHK dan banyak perusahaan gulung tikar karena tidak mampu bertahan selama pandemi.
Maka dari itu, pemerintah serta pihak swasta mendorong peran UMKM untuk tetap menjadi roda perekonomian agar sektor ekonomi bisa bertahan selama pandemi. Salah satu langkahnya ialah membuat strategi baru dalam berjualan dan berbisnis. Mulai dari produk sampai pemasaran.
Perlu diketahui, 64 juta UMKM di seluruh Indonesia dengan 116,9 juta tenaga kerja sebagian berinidsiatif bertahan dengan memanfaatkan ekosistem digital dalam memasarkan produk mereka.
Namun, memindahkan usaha mereka dari offline ke online bukan berarti tanpa risiko karena aset fisik yang jadi core transaksi tetap perlu mendapat perlindungan ekstra terlebih di situasi pandemi yang serba tidak pasti.
Untuk mengurangi risiko dalam berbisnis selama masa pandemi dibutuhkan asuransi bisnis yang mampu bermanfaat sebagai pengalihan risiko, pertumbuhan bisnis, pengumpulan premi dana seimbang, serta pencegahan kerugian.
ADMF Business Development Head Adira Insurance Darry Avianto mengemukakan pentingnya manajemen risiko terutama dalam berbisnis di tengah kondisi pandemi saat mengisi kelas online ‘Komunitas Bukalapak x Zurich bertajuk Strategi Agar Usaha Tidak Rugi?’, Rabu (13/11/21).
“Di kondisi pandemi ini hal paling dirasakan ialah penurunan permintaan pasar, banyak orang berhenti bekerja, daya beli menurun sehingga permintaan pasar mengalami impact. Sisi produksi juga terhambat, bahan baku terhambat, pabrik tidak bisa bekerja normal,” ujar Darry.
Ia menjelaskan dengan manfaat asuransi, pengusaha tak perlu pusing memikirkan risiko bisnis yang ditimbulkan. Pasalnya, bisnis sudah memiliki pondasi kokoh yang membuatnya lebih kuat. Disebut demikian karena asuransi berperan sebagai perlindungan bisnis dengan upaya pengalihan risiko.
Kekokohan pondasi tersebut harus tetap dijaga dengan berusaha sebaik mungkin dalam pencegahan risiko. Upaya mempertahankan bisnis akan berbuah manis dengan persiapan pencegahan serta penanganan risiko.
“Dengan kita menyisihkan dana untuk asuransi bisnis itu artinya kita dapat memindahkan risiko kita menjadi risiko perusahaan asuransi,” jelas Darry.
Tak hanya itu Darry meyakinkan para pemilik usaha akan lebih percaya diri dalam menjalankan usahanya karena asuransi perlindungan bisnis dapat menangani semua bentuk risiko yang mungkin terjadi, sehingga tanpa sadar Anda akan menjadi pengusaha yang lebih berani lagi dalam menghadapi risiko.
“Dari sisi penjual kita memiliki risiko seperti kebakaran, kerusuhan terhadap aset-aset bisnis kita. Asuransi hadir untuk mengalihkan risiko atas kerugian-kerugian yang mungkin terjadi oleh penjual atau pengusaha, sehingga dalam berusaha kita dapat lebih tenang, nyaman. Dari sisi pembeli apabila ikut merasa nyaman dan penjual nyaman proses bisnis saya yakin juga akan semakin meningkat dan semakin banyak karena mereka tidak akan takut-takut lagi bertransaksi,” jelas Darry.
Permodalan usaha berbasis Syariah
Selain pentingnya asuransi bisnis, memulai atau mengembangkan usaha melalui permodalan juga jadi tantangan tersendiri terlebih di situasi saat ini. Selain permodalan konvensional saat ini lembaga syariah kian popular sebagai sumber permodalan dari luar/eksternal seiring maraknya perdagangan dengan sistem syariah.
Permodalan berbasis Syariah dipilih karena dianggap lebih sesuai tuntunan agama dan bebas dari bunga dan riba. Jika menerapkan sistem ini diharapkan akan menghindari tindakan kecurangan atau ketidakadilan.
Namun, seperti halnya permohonan permodalan konvensional, permohonan permodalan Syariah juga memerlukan pencatatan atau laporan keuangan.
"Bila kita ingin mendapatkan modal dari luar terutama dari perbankan dan lembaga keuangan lain kita sangat dituntut menyajikan laporan keuangan sesuai Syariah yang menceritakan bagaimana bisnis yang akan kita Kelola yang nantinya akan menjadi acuan pemangku kepentingan untuk memberikan modal,” kata Head of Syariah Adira Finance, Yusron saat mengisi kelas online Komunitas Bukalapak x Zurich bertajuk Strategi Agar Usaha Tidak Rugi? Rabu (13/11/21).
"Kita perlu mengetahui bahwa cara mencatat (laporan keuangan) sesuai Syariah itu sudah ada anjurannya. Bila Anda berbisnis perlu melakukan pencatatan apalagi jika bisnisnya dijalankan dengan tidak tunai. Barang ada dahulu uangnya belakangan atau pembayarannya secara diangsur atau seterusnya itu harus dicatat dan ada saksinya jadi tidak boleh tidak menuliskan," jelas Yusron.
Definisi akuntansi bertujuan menyiapkan suatu Laporan Keuangan yang akurat agar dapat digunakan pemangku kepentingan. Prosesnya meliputi: mencatat (berdasarkan bukti-bukti transaksi), mengelompokkan, mengolah, menyajikan data transaksi ekonomi dari suatu kegiatan (nirlaba maupun profit oriented).
Sedangkan Akuntansi Syariah bertujuan membantu mencapai keadilan sosial ekonomi dan mengenal sepenuhnya kewajiban kepada Tuhan, individu, dan masyarakat yang berhubungan dengan pihak-pihak terkait pada aktivitas ekonomi, seperti akuntan, manajer, auditor, pemilik, dan pemerintah sebagai sarana bentuk ibadah.
Nantinya Laporan Keuangan Syariah yang baik akan memiliki manfaat sebagai pertimbangan dalam meluluskan permodalan sebagai berikut,
Laporan Posisi Keuangan
- Alat Identifikasi tren ekonomi berjalan
- Sebagai alat Analisa kelayakan usaha sebuah entitas
Laporan Laba Rugi
- Alat identifikasi profitabilitas sebuah entitas
- Membantu menilai tingkat risiko keuangan dan pajak dari entitas
- Alat bantu untuk melihat kemampuan keuangan entitas untuk memenuhi kewajiban dalam jangka panjang
Catatan atas Laporan Keuangan
- Mempermudah dan memperjelas dalam memahami Laporan Keuangan
- Mengetahui informasi tentang pos yang tidak memnuhi kriteria pengakuan dalam Laporan Keuangan
Berbeda dengan sistem konvensional, sistem syariah menerapkan keadilan sehingga sama rata baik keuntungan maupun kerugian. Sehingga sistem ekonomi syariah ini akan sangat membantu para peminjam modal karena kesepakatan modal tidak ditentukan oleh bunga yang terus berubah mengikuti fluktuasi ekonomi.
Modal usaha sistem syariah umumnya banyak digunakan oleh pebisnis pemula. Karena memang tak memakai sistem bunga yang membebani.
Selanjutnya pembagian keuntungan didapatkan dari bagi hasil. Umumnya kesepakatan ini fleksibel alias tidak bersifat mutlak. Apabila di tengah jalan peminjam mengalami kesulitan keuangan, maka kesepakatan tersebut bisa didiskusikan kembali.
(*)
Read more