Taiwan Perpanjang Penangguhan Kedatangan TKI karena Cegah Corona, Bukan Politik

BroTechno - ID
Taiwan Perpanjang Penangguhan Kedatangan TKI karena Cegah Corona, Bukan Politik
Ilustrasi TKI dari luar negeri. Foto: ANTARA FOTO/Jessica Helena Wuysang

Pemerintah Taiwan memperpanjang penangguhan kedatangan TKI atau pekerja migran Indonesia (PMI) pada Rabu (16/12). Taipei Economic and Trade Office (TETO) menegaskan kebijakan ini diterapkan atas pertimbangan pencegahan virus corona, bukan karena alasan politik.

"TETO sekali lagi menegaskan bahwa Taiwan dan Indonesia memiliki hubungan bilateral yang erat. Perpanjangan periode penangguhan penempatan PMI ke Taiwan adalah semata-mata berdasarkan pertimbangan pencegahan epidemi (corona) dan tidak memiliki implikasi politik," ujar TETO dikutip dari keterangan resminya, Minggu (20/12).

Penjelasan TETO ini merespons Kepala Badan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) Benny Rhamdani yang mempertanyakan penangguhan penempatan TKI ke Taiwan apakah terkait masalah politik atau tidak.

Taiwan Perpanjang Penangguhan Kedatangan TKI karena Cegah Corona, Bukan Politik (1)
Pemeriksaan virus corona warga Taiwan. Foto: Chen Chi-chuan / AFP

Berikut secara lengkap pernyataan TETO terkait penangguhan kedatangan TKI ke Taiwan:

Apakah ini melibatkan pertimbangan politik?

TETO sekali lagi menegaskan bahwa Taiwan dan Indonesia memiliki hubungan bilateral yang erat. Perpanjangan periode penangguhan penempatan PMI ke Taiwan adalah semata-mata berdasarkan pertimbangan pencegahan epidemi dan tidak memiliki implikasi politik.

Pemerintah Taiwan bersedia untuk membuka kembali penempatan PMI ke Taiwan setelah Taiwan-Indonesia mencapai konsensus tentang langkah-langkah pencegahan epidemi.

Lebih dari dua bulan terakhir, PMI telah menjadi sumber utama kasus terkonfirmasi COVID-19 dari luar Taiwan. Dengan statistik sebagai berikut:

Sejak 16 Oktober hingga 17 Desember 2020, Taiwan telah menemukan total 226 kasus impor, 127 orang di antaranya adalah PMI, menempati lebih dari 50 persen, menjadikan PMI sebagai sumber terbesar dari kasus impor yang dikonfirmasi di Taiwan.

Hal ini sangat mengancam keselamatan masyarakat Taiwan. Serta di antara 127 PMI, ada 76 orang yang membawa hasil pemeriksaan PCR negatif dari Indonesia, namun setelah diperiksa di Taiwan dikonfirmasi positif, proporsinya cukup tinggi mencapai 60 persen. Hal ini mengejutkan dan menimbulkan perhatian serius dari masyarakat Taiwan.

Taiwan Perpanjang Penangguhan Kedatangan TKI karena Cegah Corona, Bukan Politik (2)
Pemeriksaan virus corona warga Taiwan. Foto: Chen Chi-chuan / AFP

Ada juga kasus terkonfirmasi dari pekerja migran asal Filipina yang masuk ke Taiwan, mengapa tidak ada larangan bagi pekerja migran asal Filipina dan hanya melarang PMI masuk ke Taiwan?

Filipina, Vietnam, dan Thailand juga merupakan negara sumber utama pekerja migran di Taiwan. Menurut statistik, mulai 16 Oktober sampai 17 Desember 2020, Vietnam dan Thailand mencatat "nol" kasus impor di Taiwan, sedangkan Filipina memiliki 34 kasus.

Namun dari 34 kasus tersebut, hanya 4 kasus yang membawa hasil pemeriksaan PCR negatif dari Filipina yang terkonfirmasi positif setelah melakukan pemeriksaan di Taiwan, hanya menempati proporsi 9 persen, jauh lebih rendah dibandingkan proporsi 60 persen dari Indonesia.

Data di atas menunjukkan bahwa pekerja migran dari Filipina, Thailand, dan Vietnam, dalam jumlah yang terkonfirmasi COVID-19 maupun proporsi yang membawa hasil pemeriksaan PCR negatif dan kemudian terkonfirmasi positif setelah pemeriksaan PCR di Taiwan, jauh lebih rendah dibandingkan dengan Indonesia.

Larangan PMI masuk ke Taiwan semata-mata dikarenakan terlalu banyak kasus impor dari PMI dan tingkat perbedaan hasil pemeriksaan PCR terlalu tinggi.

Mengenai penangguhan penempatan PMI ke Taiwan pertama kali mulai 4-17 Desember 2020, Kepala BP2MI menyebutkan Taiwan tidak menunggu sampai laporan investigasi dikeluarkan dan pada 16 Desember 2020 langsung mengumumkan bahwa akan memperpanjang penangguhan penempatan PMI?

TETO telah dua kali mengirimkan personel ke BP2MI untuk bersama-sama membahas tindakan penanggulangan. Kepala BP2MI pernah mengatakan Indonesia akan memberikan laporan investigasi sebelum tanggal 15 Desember 2020.

Tetapi pada tanggal 17 Desember 2020 pukul 15.00 WIB, TETO baru menerima laporan tersebut. Setelah menerima laporan tersebut, TETO segera melapor ke pemerintah Taiwan pada hari yang sama.

Selain itu, laporan investigasi tersebut hanya melaporkan langkah pencegahan epidemi oleh 14 Perusahaan Penempatan Pekerja Migran Indonesia (P3MI) yang ditangguhkan, dan tidak mengklarifikasi 60 persen perbedaan hasil pemeriksaan PCR yang dibawa PMI tersebut.

Untuk selanjutnya, Indonesia dapat berkoordinasi dengan Taiwan mengenai praktik dan standar pemeriksaan PCR yang dapat diterima kedua belah pihak, sehingga pemerintah Taiwan bersedia membuka kembali penempatan PMI ke Taiwan secepatnya.

Taiwan Perpanjang Penangguhan Kedatangan TKI karena Cegah Corona, Bukan Politik (3)
ilustrasi pengecekan suhu para TKI yang datang dari luar negeri. Foto: Akbar Nugroho Gumay/ANTARA FOTO

Kepala BP2MI menganggap adanya kemungkinan bahwa PMI tertular COVID-19 saat tiba di Bandara Taiwan sebelum diantar ke Pusat Karantina Bersama, atau ketika PMI sedang mengisi formulir informasi pencegahan epidemi di bandara Taiwan?

Taiwan telah lebih dari 240 hari tidak ada kasus infeksi lokal. Saat ini, Taiwan mewajibkan semua penumpang untuk mengisi formulir pemeriksaan pencegahan epidemi secara online sebelum keberangkatan.

Hal ini sangat mempersingkat waktu bagi penumpang untuk menunggu pemeriksaan formulir setelah tiba di bandara Taiwan, dan juga menghindari sejumlah besar penumpang yang berkumpul karena menunggu di bandara.

Ketika PMI tiba di Taiwan, harus segera menyelesaikan proses di imigrasi dan dalam beberapa jam secepatnya diantar ke Pusat Karantina Bersama. Kemudian menjalani 14 hari karantina dengan ketentuan satu orang dalam satu kamar, serta menjalani pemeriksaan PCR yang dilakukan pada hari ke-8 hingga 12.

PMI dengan hasil pemeriksaan PCR negatif melanjutkan menjalani 7 hari manajemen kesehatan mandiri; PMI dengan hasil pemeriksaan PCR positif akan langsung dikirim ke rumah sakit untuk perawatan.

Taiwan Perpanjang Penangguhan Kedatangan TKI karena Cegah Corona, Bukan Politik (4)
Perawat menerima bunga dan foto bersama merayakan hari perawat Internasional di Taipei, Taiwan pada 12 Mei 2020. Foto: Ann Wang / REUTERS

Tindakan karantina di Taiwan sangat ketat dan dapat diandalkan. Selain itu, hingga saat ini belum ada kasus penularan dari penumpang kepada petugas karantina di bandara Taiwan, sehingga peluang PMI terinfeksi di bandara Taiwan tidaklah tinggi.

Berdasarkan alasan di atas dan mengingat peningkatan epidemi yang cukup serius di Indonesia, terdapat kemungkinan perbedaan hasil pemeriksaan PCR di beberapa rumah sakit di Indonesia.

Atau kemungkinan PMI tertular saat menunggu keberangkatan ke Taiwan selama 1-3 hari setelah menjalani pemeriksaan PCR di Indonesia. Kemungkinan-kemungkinan tersebut perlu diverifikasi. Untuk mengklarifikasi penyebabnya, Taiwan berharap dapat berkoordinasi dengan pemerintah Indonesia.

Kepala BP2MI mengatakan tidak ada masalah dengan PMI yang berangkat ke Hongkong membawa hasil pemeriksaan PCR dari Indonesia, hanya yang berangkat ke Taiwan bermasalah?

Menurut informasi di situs resmi pemerintah Indonesia, ada lebih dari 500 rumah sakit umum dan swasta, klinik dan laboratorium yang disetujui oleh Kementerian Kesehatan RI untuk pemeriksaan PCR.

Pemerintah Taiwan berharap Indonesia memberikan rekomendasi lembaga pemeriksaan PCR (tidak lebih dari 50) dari daftar 500 lembaga pemeriksaan PCR tersebut yang memiliki kualitas terbaik agar dapat memastikan kualitas pemeriksaan dan memfasilitasi pelacakan lanjutan.

Contohnya, maskapai Garuda Indonesia merekomendasikan penumpang untuk menjalani pemeriksaan PCR di lembaga yang ditunjuk di beberapa tempat oleh Maskapai tersebut. Saat ini terdapat lebih dari 50 lembaga pemeriksaan PCR yang ditunjuk dan dengan kualitas hasil pemeriksaan yang baik.

Contoh tindakan ini diharapkan dapat menjadi pertimbangan bagi Pemerintah Indonesia. Selain itu, pemerintah Taiwan akan terus meneliti apakah terdapat perbedaan standar dan reagen dalam pemeriksaan PCR antara Taiwan dan Indonesia, serta menilai kelayakan pemeriksaan PCR saat tiba di bandara Taiwan.

Harapannya pemerintah Taiwan dan Indonesia dapat bersama-sama menyelesaikan masalah ini dengan sikap rasional, ilmiah dan kooperatif.

Taiwan Perpanjang Penangguhan Kedatangan TKI karena Cegah Corona, Bukan Politik (5)
Sejumlah petugas medis Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Sumatera Utara mengawasi proses ketibaan Tenaga Kerja Indonesia (TKI). Foto: ANTARA FOTO/Septianda Perdana

Pemerintah Taiwan sangat ramah terhadap pekerja migran. Setelah pekerja migran masuk ke Taiwan dan terkonfirmasi COVID-19, pemerintah Taiwan akan memberikan perawatan medis berkualitas tinggi dan menanggung biayanya.

Rata-rata, setiap pekerja migran yang terkonfirmasi COVID-19 akan menghabiskan biaya medis sekitar Rp 400 juta. Sejauh ini sudah ada 127 PMI terkonfirmasi COVID-19 dan total biaya medis sudah lebih dari 50 miliar Rupiah.

Kasus impor dari PMI yang begitu besar tidak hanya menimbulkan kepanikan di masyarakat Taiwan, tetapi juga menyebabkan beban keuangan Pemerintah Taiwan yang berat.

Berdasarkan pertimbangan pencegahan epidemi, sumber daya medis yang terbatas, dan keselamatan seluruh masyarakat, pemerintah Taiwan terpaksa memperpanjang periode penangguhan penempatan PMI ke Taiwan.

Serta sangat berharap BP2MI dapat menyelesaikan masalah ini dengan Taiwan secara tulus dan rasional. Setelah kedua pihak mencapai kesepakatan bersama, maka pemerintah Taiwan bersedia membuka kembali penempatan PMI ke Taiwan secepatnya.



Read more
LihatTutupKomentar