Pfizer Inc mengumumkan, mereka sukses mengembangkan pil anti COVID-19 pada Selasa (14/12). Mereka menyebut, pil ini memiliki kemanjuran mencapai 90 persen dalam mencegah gejala berat dan kematian terhadap pasien berisiko tinggi.
"Ini adalah hasil yang menakjubkan," kata Chief Scientific Officer Pfizer, Mikael Dolsten, dikutip dari Reuters, Rabu (15/12).
"Kita berbicara tentang jumlah nyawa yang diselamatkan dan rawat inap yang dicegah. Dan tentu saja, jika Anda menyebarkan ini dengan cepat setelah infeksi, kita bisa mengurangi penularan secara dramatis," tambah dia.
Pil yang diberi nama Paxlovid ini juga mampu mempertahankan efektivitas terhadap varian Omicron. Berdasarkan data laboratorium terbaru.
Hasil uji coba terhadap 1.200 orang, tidak ada seorang pun yang mengkonsumsi Paxlovid meninggal dunia. Hal ini berbeda dengan 12 kematian bagi mereka yang menerima plasebo.
Pil ini diminum tiap 12 jam selama lima hari. Pil itu harus dikonsumsi setelah merasakan gejala COVID-19.
Berkaca dari hasil ini, Dolsten berharap Food and Drug Administration atau FDA Amerika Serikat segera memberikan izin penggunaan pil Paxlovid. Terutama bagi mereka yang memiliki risiko tinggi.
"Kami sedang melakukan pembicaraan regulasi yang sangat maju dengan Eropa dan Inggris, dan kami memiliki dialog dengan sebagian besar badan pengatur utama secara global," kata Dolsten.
Read more