Lampung Geh, Bandar Lampung - 9 AHWA Muktamar ke-34 NU akhirnya menetapkan KH Miftakhul Akhyar sebagai Rais 'Aam PBNU untuk lima tahun mendatang, Jumat (24/12). Setelah kurang lebih berlangsung dua jam bermusyawarah, akhirnya 9 AHWA menetapkan Rais' Aam PBNU untuk lima tahun mendatang. Musyawarah berlangsung di tengah sidang pleno yang berlangsung di GSG Unila, namun di tempat terpisah. Hasil musyawarah soal Rais 'Aam PBNU disampaikan oleh KH Zainal Abidin dalam sidang Pleno IV yang dipimpin oleh Steering Comite Muktamar NU, Muhammad Nuh. "KH Ma'aruf Amin yang memimpin rapat AHWA, penuh dengan keramahan, sopan santun, keberadaban," ujarnya. "Tak ada yang mau berpendapat, semua mengatakan yang lebih tua yang layak berpendapat. KH Mustafa Bisri mengatakan, ada yang lain yang lebih layak berpendapat. Luar biasa keberadaban yang ditunjukkan para ulama kita," imbuhnya. Ketika diserahkan kepada yang termuda, Zainal Abidin sebagai yang termuda pun enggan berpendapat. "Saya yang termuda, saya juga tidak mau kalau yang tua belum berpendapat," katanya. "Alhamdulillah sepakat dengan musyawarah yang penuh dengan kesantunan, Rais 'Aam PBNU untuk lima tahun mendatang adalah KH Miftakhul Akhyar," ucapnya. Dilanjutkannya, setelah Rais 'Aam terpilih, semua Ahwa membaca Surat Al-Fatihah.
Perlu diketahui, bahwa Anggaran Rumah Tangga Pasal 40 Ayat 1 Hasil Muktamar Ke-33 NU Tahun 2015 di Jombang mengatur pemilihan Rais Aam PBNU ditetapkan melalui sembilan anggota Ahwa.
Sembilan anggota Ahwa tersebut diusulkan oleh Muktamirin, peserta Muktamar yang mewakili Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU), Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU), dan Pengurus Cabang Istimewa Nahdlatul Ulama (PCINU).
Kiyai Miftach sebelumnya terpilih sebagai Rais Aam sebagai jejabat sementara (pjs) untuk melanjutkan kepempimpinan KH Ma'ruf Amin yang mengundurkan diri pada 22 September 2018 lalu. Ia juga pernah menjabat sebagai Rais Syuriyah PWNU Jawa Timur dua periode dan Rais Syuriyah PCNU Surabaya. (*)
Read more