Wall Street Ditutup Melemah, Imbas Kekhawatiran Inflasi

BroTechno - ID
Wall Street Ditutup Melemah, Imbas Kekhawatiran Inflasi
New York Stock Exchange (NYSE) di Wall Street, New York City. Foto: Angela Weiss / AFP

Wall Street ditutup melemah pada penutupan perdagangan Selasa, (11/5). Naiknya harga komoditas dan kurangnya tenaga kerja memicu kekhawatiran investor meskipun mendapat jaminan dari The Fed, bank sentral AS. Hal ini dapat dibaca potensi kenaikan inflasi jangka panjang.

Mengutip laporan Reuters Rabu (12/5), ketiga indeks utama mengalami penurunan pada posisi terendah, hal ini juga terjadi ke semua sektor.

"Hari ini terasa seperti mengejar ketertinggalan pada (sektor) teknologi yang telah melemah sejauh bulan ini dan akhirnya meluas ke area lain di pasar dan kami melihat kelemahan yang lebih luas," kata Ryan Detrick, Senior Market Strategist LPL Financial.

Data ekonomi yang dirilis pada hari Selasa dari Departemen Tenaga Kerja menunjukkan pembukaan lapangan pekerjaan di perusahaan AS melonjak ke rekor tertinggi pada bulan Maret.

Laporan tersebut menunjukkan pasokan tenaga kerja tak mengikuti lonjakan permintaan karena pengusaha berebut untuk menemukan pekerja yang memenuhi syarat.

Selain itu permintaan akan tenaga kerja yang tinggi ini memicu kenaikan upah yang mempengaruhi inflasi negara Paman Sam tersebut.

"Kekhawatiran inflasi terus berlanjut," kata Detrick.

"Masalah rantai pasokan ditambah dengan rekor stimulus ditambah dengan pasar tenaga kerja yang tampaknya lebih ketat semuanya berkontribusi pada kekhawatiran bahwa inflasi dapat cenderung lebih tinggi selama bulan-bulan musim panas,” lanjutnya.

Menurutnya, saat ini investor cenderung mengamati laporan yang akan dirilis oleh Departemen Tenaga Kerja pada Rabu pagi untuk tanda-tanda dari potensi tekanan inflasi.

Wall Street Ditutup Melemah, Imbas Kekhawatiran Inflasi (1)
Sebuah tanda jalan, Wall Street, terlihat di luar New York Stock Exchange (NYSE) di New York City, New York, AS. Foto: Shannon Stapleton/REUTERS

Adapun Dow Jones Industrial Average turun 473,66 poin, atau 1,36 persen menjadi 34.269,16, S&P 500 kehilangan 36,33 poin, atau 0,87 persen menjadi 4.152,1 dan Nasdaq Composite turun 12,43 poin, atau 0,09 persen menjadi 13.389,43.

Dari 11 sektor utama di S&P 500, hanya material yang mengakhiri sesi hijau. Energi mengalami persentase kerugian terbesar, ditutup turun 2,6 persen.

Indeks Volatilitas CBOE, ukuran kecemasan investor, ditutup pada 21,85, level tertinggi sejak 11 Maret.

Boeing Co kehilangan 1,7 persen setelah pembuat pesawat mengumumkan pengiriman 737 MAX-nya turun menjadi hanya empat pesawat pada bulan April karena masalah listrik.

Tesla Inc terus merosot, turun 1,9 persen menyusul keputusan pembuat mobil listrik itu untuk memperluas pabriknya di Shanghai karena meningkatnya ketegangan AS-China.

Mall REIT Simon Property Group Inc turun 3,2 persen setelah perusahaan mengatakan tidak mengharapkan kembali ke tingkat hunian 2019 hingga tahun depan atau 2023.

L Brands Inc mengumumkan akan membagi menjadi dua perusahaan publik, Bath & Body Works dan Victoria's Secret. Sahamnya turun 1,8 persen.

Volume di bursa AS adalah 11,78 miliar saham, dibandingkan dengan rata-rata 10,33 miliar selama 20 hari perdagangan terakhir.



Read more
LihatTutupKomentar