Ingat! THR Lebaran Jangan Dihambur-hamburkan, Ini Tips Mengelolanya

BroTechno - ID
Ingat! THR Lebaran Jangan Dihambur-hamburkan, Ini Tips Mengelolanya
Ilustrasi THR Foto: Thinkstock

Salah satu hal yang ditunggu para pekerja menjelang Idul Fitri adalah Tunjangan Hari Raya (THR). Biasanya, THR akan dibayarkan paling cepat pada H-10 Lebaran.

Namun, uang THR jangan sampai habis begitu saja tanpa ada perencanaan yang jelas. Apalagi perlu diingat, pandemi COVID-19 masih terus berlangsung. Untuk itu, sebaiknya uang THR harus digunakan secara bijak.

Financial Planner, Lolita Setyawati, mengungkapkan setidaknya ada pilihan penggunaan THR mulai dari membayar utang kalau ada, zakat, kebutuhan hidup yang penting, investasi, hingga gaya hidup Ramadhan.

“Kalau kondisi keuangan kita masih ada utang yang cukup banyak, kemudian kebutuhan pokok juga belum semuanya terpenuhi, nah tentunya itu harus didahulukan,” ujar Lolita, beberapa waktu lalu.

“Kemudian membayar zakat atau sedekah, terus kemudian kebutuhan hidup yang penting, terus investasi jangka panjang, dan terakhir baru gaya hidup Ramadhan,” tambahnya.

Urutan prioritas tersebut bisa berubah sesuai dengan kondisi keuangan seseorang. Menurutnya, gaya hidup Ramadhan bisa menjadi prioritas kalau memang kebutuhan lainnya seperti membayar utang tidak ada.

Ingat! THR Lebaran Jangan Dihambur-hamburkan, Ini Tips Mengelolanya (1)
com-Ilustrasi uang THR. Foto: Shutterstock

Lolita mencontohkan gaya hidup Ramadhan seperti belanja untuk penampilan, buka puasa bersama, hingga cemilan atau takjil. Ia menegaskan di tengah kondisi tersebut harus tetap ada uang THR yang dialokasikan untuk investasi.

Berikut kumparan rangkum lima tips pintar mengelola THR di masa pandemi seperti dilansir dari PT Mandiri Sekuritas:

1. Gunakan untuk Membayar Utang

Supaya tidak menjadi beban pikiran, selesaikan kewajibanmu dengan menggunakan 10 persen dari dana THR untuk membayar utang. Meski tidak bisa melunasi sekaligus, namun cukup untuk meringankan beban keuangan di masa depan.

2. Gunakan untuk Beramal

Membayar zakat fitrah adalah salah satu kewajiban yang harus ditunaikan umat muslim menjelang Hari Raya Idul Fitri. Dana ini bisa Anda alokasikan dari THR, sehingga gaji bulanan tetap utuh dan bisa digunakan untuk memenuhi kebutuhan pokok setiap bulannya.

Selain itu, di bulan yang penuh berkah ini, kita juga dianjurkan untuk bersedekah, berinfaq, dan membayar zakat maal. Jadi, jangan lupa siapkan 10 persen dari THR-mu untuk beramal.

3. Gunakan untuk Kebutuhan Keluarga

Di masa pandemi saat ini, kita perlu lebih memperhatikan kesehatan baik diri kita dan keluarga. Selain itu, kegiatan sekolah akan memasuki tahun ajaran baru.

Sehingga, 20 persen dana THR dapat dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan yang sifatnya penting, seperti biaya kesehatan dan biaya sekolah.

Ingat! THR Lebaran Jangan Dihambur-hamburkan, Ini Tips Mengelolanya (2)
Ilustrasi THR Ramadhan. Foto: Shutter Stock

4. Gunakan untuk Konsumsi

Pengeluaran konsumsi saat bulan Ramadhan biasanya relatif lebih besar, seperti untuk pembayaran THR Asisten Rumah Tangga (ART), hadiah untuk orang tua, membeli pakaian dan makanan, dan keperluan lainnya.

Namun karena adanya peraturan pemerintah mengenai larangan mudik, Anda dapat mengalihkan dana mudik untuk berinvestasi. Batasi pengeluaran konsumtif sampai 40 persen dari THR.

5. Gunakan untuk Investasi

Dana THR juga bisa dimanfaatkan untuk meraih kemapanan. Caranya, dengan mengalokasikan 10-20 persen THR Anda untuk berinvestasi. Investasi memiliki peranan yang sangat penting dalam membantu Anda mewujudkan mimpi di masa depan.

Salah satu pilihan investasi yang menarik adalah Reksa Dana Pasar Uang. Reksa Dana jenis ini melakukan 100 persen investasi pada Efek pasar uang, seperti deposito dan surat utang jangka pendek dengan jatuh tempo kurang dari satu tahun. Tujuannya adalah untuk menjaga likuiditas dan penempatan dana jangka pendek.

Berapa pun THR yang Anda dapatkan, sangat penting untuk kita mengelolanya dengan tepat dan bijak. Hindari penggunaan seluruh dana untuk kebutuhan yang bersifat konsumtif.



Read more
LihatTutupKomentar