Sejak berinvestasi di Gojek pada 2020 lalu, Facebook berencana akan merilis alat pembayaran digital di Indonesia dalam waktu dekat. Namun, upaya ekspansi layanan finansialnya ke Indonesia dikabarkan mengalami penundaan.
Menurut laporan Financial Times, Facebook telah memberi isyarat kepada Gojek akhir tahun lalu bahwa mereka mengalihkan fokusnya dari Indonesia untuk berkonsentrasi di pasar lain.
Alasan lain dari penundaan kesepakatan kemitraan tersebut adalah rencana merger antara Gojek dengan Tokopedia yang kian mendekati kesepakatan.
Menurut sumber terdekat Facebook mengatakan, bahwa pihaknya tetap berkomitmen untuk membawa layanan pembayaran digitalnya ke Indonesia dan bangga dengan investasinya di Gojek.
“Kemitraan tetap penting bagi kedua perusahaan. Ada penundaan tapi hubungan itu tidak menjadi rusak,” kata sumber yang dirahasiakan namanya itu.
Sebagai informasi, Facebook mengakuisisi atas 2,4 persen saham di GoPay, layanan pembayaran dan dompet digital milik Gojek pada Juni 2020 lalu. Nilai akuisisi tersebut diperkirakan mencapai 300 juta dolar AS atau sekitar Rp 4,3 triliun.
Hadirnya Facebook sebagai investor di Gojek juga memperkuat kabar WhatsApp bakal menyediakan layanan pembayaran digital di aplikasinya. Cara ini ditempuh Facebook untuk mencari mitra lokal karena aturan pemerintah Indonesia melarang menawarkan layanan pembayaran langsung kepada konsumen.
Gojek-Tokopedia merger bisa ubah rencana Facebook
Dalam kesepakatan antara Facebook dan Gojek, ada beberapa inisiatif yang diumumkan, seperti mitra pedagang di GoStore, platform Gojek yang membantu bisnis menjual secara online, dapat mengintegrasikan kios digital mereka dengan Facebook Shops dan Instagram Shopping.
Namun kesepakatan Gojek yang akan merger dengan Tokopedia telah mempertanyakan masa depan inisiatif tersebut. Menurut seseorang yang mengetahui situasinya secara langsung, kesepakatan dapat mempengaruhi rencana bisnis e-commerce Facebook sendiri untuk menargetkan bisnis UMKM serta konsumen.
Penggabungan bisnis Gojek dan Tokopedia disebut-sebut akan menciptakan perusahaan teknologi raksasa yang memiliki beragam bisnis, mulai dari ride-hailing, pembayaran digital, belanja dan pengiriman online, serta layanan lainnya. Hal ini melihat banyaknya layanan yang dijalankan oleh kedua perusahaan.
Para analis melihat penggabungan Gojek dan Tokopedia dapat meningkatkan nilai valuasi perusahaan mencapai 35-40 miliar dolar AS atau sekitar atau setara Rp 504-576 triliun. Nilai valuasi ini akan menjadi yang ketiga tertinggi di Indonesia, setelah PT Bank Central Asia (BCA) dan PT Bank Rakyat Indonesia (BRI) dalam hal kapitalisasi pasar di Bursa Efek Indonesia.
Read more