Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin terus berupaya mempercepat proses vaksinasi corona di Indonesia. Saat ini, sudah dua bulan vaksinasi digelar dan telah 3,9 juta orang dari kelompok tenaga kesehatan, petugas pelayan publik, dan lansia.
Salah satu upaya percepatan yang dilakukan adalah dengan meresmikan vaksinasi massal yang bekerja sama dengan pihak swasta. Seperti yang dilakukan Budi Gunadi dan Menristek Bambang Brodjonegoro yang meresmikan Grab Vaccine Center 3 in 1 di Tangerang Selatan (Tangsel), Banten.
Kegiatan vaksinasi yang digelar Grab Indonesia ini akan menargetkan 5.000 pekerja transportasi di Tangsel. Adapun layanan 3 in 1 yang dimaksud adalah drive thru mobil dan motor, serta walk-in vaksinasi.
"Sejak awal, sejak saya diberikan tugas ini oleh Pak Presiden, saya sadar saya tidak mungkin lakukan ini sendiri. Saya hanya bisa melakukan tugas ini bersama-sama. Kemenkes tidak mungkin lakukan bisa lakukan program ini secara eksklusif, tapi inklusif bersama teman-teman kita sekalian," ungkap Budi Gunadi.
Tak hanya soal gerakan vaksinasi massal, Budi juga menyinggung soal pesan ke para sopir ojol yang telah divaksin, hingga rencana vaksinasi corona dalam beberapa bulan ke depan.
Minta Sopir Ojol Jangan Merasa Jadi Superhero Setelah Divaksin
Dalam acara yang dihadiri Budi dan Bambang, sebanyak 5.000 pekerja sektor publik di bidang transportasi, termasuk sopir ojol, ditargetkan menerima suntikan vaksin corona.
Budi pun tidak lupa memberikan sepatah dua kata kepada para driver ojol, yang juga termasuk kelompok prioritas kedua untuk divaksin.
"Ini pesan buat pengemudi Grab, jangan habis disuntik ngerasa jadi Superman," ucap Budi.
Ia turut mengingatkan hasil dari vaksinasi baru benar-benar bisa membentuk kekebalan tubuh usai 28 hari setelah suntikan dosis kedua. Sehingga, kepada pengemudi ojol yang baru disuntik dosis pertama untuk tak melepas masker dan tetap jaga jarak aman.
"Kekebalan itu baru optimal setelah 28 hari sesudah suntik kedua. Dan itu tidak mengubah bapak ibu jadi Superman. Even jadi tentara Polri saja belum. Tapi seenggaknya bapak ibu punya kemampuan antibodi," tegas Budi.
"Kalau virusnya datang, mudah-mudahan satu dua hari mati karena ada tentaranya di dalam. Sehingga menularkannya tidak banyak," sambungnya.
"Karena balik lagi ini (vaksinasi) buat kita lebih kuat, sehingga mudah-mudahan kalau terinfeksi bisa lebih cepat sembuh secara alamiah tidak masuk rumah sakit, tapi tidak membuat kita jadi Superman kalau dalam film jadi Thor, manusia setengah dewa, tidak demikian.Menkes Budi Gunadi Sadikin
Stok Vaksin Corona hingga Juni
Presiden Jokowi sejak awal menargetkan vaksinasi corona di Indonesia bagi 181,5 juta penduduk dapat selesai dalam waktu setahun. Hal ini untuk mempercepat terciptanya kekebalan komunitas (herd immunity) pada minimal 70 persen populasi.
Namun, Budi menyebut hingga Juni 2021, stok vaksin corona yang masih akan tersedia hanya sekitar 24 persen dari total kebutuhan. Sehingga stok tersebut diprioritaskan bagi tenaga kesehatan, pekerja publik, hingga lansia.
"Sampai sekitar bulan Juni, kita baru punya vaksin sekitar 70 juta-80 juta. (Sekitar) 24 persen dari total kebutuhan vaksin. Jadi saya minta tolong, yang pertama rakyat disabarkan, karena memang ketersediaan vaksinnya. Hanya 24 persen dari populasi kita yang akan disuntik," jelas Budi.
Ia kemudian memberikan gambaran masih terbatasnya stok vaksin corona saat ini. Pada periode Januari-Februari, vaksin yang tersedia hanya 3 juta dosis. Sehingga jumlah dosis vaksin yang disuntikkan diatur tiap harinya.'
"Kalau kita suntiknya 1 juta per hari, 3 hari habis. Dan nanti protes semua bupati wali kota karena enggak ada vaksin buat suntik rakyat. Itu sebabnya kita atur di 100 ribuan," ucap dia.
Kemudian pada Maret dan April, Indonesia bakal mendapat tambahan 10 juta dosis vaksin per bulannya, baik buatan PT Bio Farma dengan bulk Sinovac maupun kedatangan vaksin dari produsen luar negeri. Sehingga, tingkat vaksinasi per hari bisa meningkat menjadi 300 ribu.
Dan pada Mei dan Juni, vaksinasi ditargetkan mencapai 700 ribu per hari, karena Indonesia akan kedatangan sekitar 20 jutaan dosis vaksin corona.
Sehingga, diperkirakan hingga Juni nanti bari sekitar 43,5 juta penduduk yang tervaksinasi.
Target 1,5 Juta Orang Divaksin Mulai Juli
Target lainnya yang dicanangkan Budi adalah memperbanyak cakupan penduduk yang divaksinasi setiap harinya. Secara bertahap, untuk semester II atau Juli-Desember 2021, pemerintah bakal memvaksin sekitar 75 persen warga atau 136 juta jiwa.
"75 persen akan tersedia mulai bulan Juli bapak ibu. Jadi kita suntiknya bukan 1 juta, 1 juta itu rata-rata bapak ibu. 181,5 juta orang (dikali 2) 363 juta dosis dibagi 365 hari, itu 1 juta sehari kalau vaksinnya tersedianya rata," tutur Budi.
Budi mengakui vaksinasi bakal dikebut pada Semester II untuk mengejar ketertinggalan vaksinasi di semester awal 2021. Ia juga menargetkan pada semester II sebanyak 1,5 juta orang divaksin per hari.
"Vaksinnya tidak rata tersedianya ini. Tersedianya (pada) semester kedua yang banyak, akibatnya apa? terpepet kita di semester II. Itung-hitungan saya harus 1,5 juta suntik per hari," tutupnya.
Read more