Pandemi virus corona di dunia masih terus berlanjut. Namun, kabar baiknya program vaksinasi sudah dilaksanakan di berbagai negara untuk mengatasi dan membentuk herd immunity di tengah masyarakat.
Kehidupan di berbagai negara pun berangsur kembali normal. Tapi tentu saja dengan adaptasi baru, yaitu menerapkan protokol kesehatan seperti memakai masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan.
Seperti apa penanganan pandemi corona di seluruh dunia? Berikut kabar corona dunia yang telah kumparan rangkum:
Belanda Pemilu 3 Hari di Tengah Pandemi
Pemilu selama tiga hari di Belanda akan dimulai pada Senin (15/3). Pemilu digelar untuk menentukan pemimpin untuk empat tahun ke depan.
Sebagaimana diketahui, Belanda merupakan negara dengan rata-rata tingkat infeksi virus corona tertinggi di Eropa.
Masalah virus corona menjadi salah satu isu panas yang mengemuka jelang pemilu. Beberapa kelompok masyarakat menolak lockdown. Bahkan sehari sebelum pemilu, demo menolak lockdown berujung rusuh di Den Haag.
Saat ini, negara dengan penduduk 17 juta jiwa itu mencatatkan 1,1 juta kasus corona dan 16 ribu lebih kematian terkait COVID-19.
Skandal Kematian Pasien COVID-19, Picu Demo Besar di Yordania
Unjuk rasa terjadi di Yordania pada Minggu (14/3). Demo digelar usai lima orang staf rumah sakit di kota Amman ditahan atas skandal kematian 8 pasien COVID-19.
Ratusan orang turun ke jalan untuk berdemo melanggar aturan pembatasan, termasuk jam malam. Protes ini terjadi di kota Irbid, Amman, dan Salt. Mereka juga berkumpul di kota Karak dan Aqaba.
“Kami tidak takut virus corona,” teriak ratusan pemuda pengunjuk rasa di Irbid.
Sejumlah pengunjuk rasa juga melakukan aksi di depan rumah sakit tersebut, meneriakkan protes terkait aturan pembatasan di Yordania.
Selain itu, para pengunjuk rasa juga menyalahkan pemerintah karena kondisi perekonomian negara yang buruk. Mereka juga meminta untuk pencabutan undang-undang darurat yang diberlakukan pada awal pandemi tahun lalu untuk membatasi hak-hak sipil dan politik.
“Saya di sini karena peristiwa itu. Kami ingin mengadili mereka yang bertanggung jawab atas kejadian ini dan kemudian menjatuhkan pemerintah,” kata seorang demonstran, Ahmad Hiyari.
Thailand Akhirnya Izinkan Vaksin AstraZeneca
Thailand akhirnya mengizinkan penggunaan vaksin COVID-19, AstraZeneca. PM Prayut Chan-O-cha dan jajaran kabinet akan menjadi penerima pertama.
Pada pekan lalu pemberian AstraZeneca ke Prayut dan kabinet ditunda. Keputusan diambil usai sejumlah negara Eropa menunda pemakaian AstraZeneca karena diduga dapat menyebabkan penggumpalan darah.
Jubir pemerintah Thailand Natreeya Thaweewong memastikan penyuntikan pertama dilakukan Selasa besok. Pengumuman disampaikan di grup whatsapp media lokal Thailand.
Pada kesempatan terpisah, Menkes Thailand Anutin Charnvirakul menyatakan, ahli kesehatan sudah memeriksa keamanan AstraZeneca. Diputuskan vaksin buatan Inggris-Swedia ini aman digunakan.
Tinjauan AstraZeneca: Vaksin Tak Terbukti Tingkatkan Risiko Penggumpalan Darah
AstraZeneca mengeluarkan laporan peninjauan kembali data keamanan dari orang-orang yang divaksin dengan vaksin buatan mereka. Hasilnya, tidak ada bukti vaksin AstraZeneca meningkatkan risiko pembekuan darah.
Hasil ini didapatkan berdasarkan tinjauan AstraZeneca pada sekitar 17 juta orang yang sudah divaksinasi di Inggris dan Uni Eropa.
Peninjauan kembali ini dilakukan menyusul ditemukannya kasus beberapa penerima vaksin yang mengalami penggumpalan darah usai menerima suntikan AstraZeneca. Hal ini berimbas pada ditangguhkannya vaksin tersebut di beberapa negara.
"Peninjauan yang cermat terhadap semua data keamanan yang tersedia, lebih dari 17 juta orang yang divaksinasi di Uni Eropa dan Inggris dengan vaksin COVID-19 dari AstraZeneca tidak menunjukkan bukti peningkatan risiko emboli paru, trombosis vena dalam atau trombositopenia, pada kelompok usia yang ditentukan, jenis kelamin, kelompok atau di negara tertentu," tulis pernyataan perusahaan tersebut.
Sementara itu, Badan Obat-obatan Eropa (EMA) juga menyatakan tidak ada indikasi efek samping seperti penggumpalan darah ini terjadi akibat vaksinasi. Pernyataan ini serupa dengan yang diumumkan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada Jumat (12/3) kemarin.
Belanda Ikut Tangguhkan Penggunaan Vaksin AstraZeneca
Belanda kini ikut menghentikan sementara penggunaan vaksin AstraZeneca, menyusul dugaan munculnya efek samping yang tidak terduga seperti penggumpalan darah. Pemerintah Belanda menyebut vaksin AstraZeneca ini tidak akan digunakan hingga 29 Maret 2021 sebagai bentuk pencegahan.
"Belum ada kasus seperti itu [efek samping parah] ditemukan di Belanda. [Namun] kami tidak bisa membiarkan keraguan tentang vaksin itu," ucap Menteri Kesehatan Belanda, Hugo de Jonge.
"Kita harus memastikan semuanya benar, jadi bijaksana untuk menghentikan sejenak sekarang," lanjutnya.
De Jonge mengungkapkan keputusan ini didasarkan pada laporan terbaru Agensi Obat-obatan Eropa (EMA), yang tengah menyelidiki indikasi penggumpalan darah pada orang-orang yang sehabis disuntik vaksin AstraZeneca.
Varian Corona Inggris Mulai Menyebar, Pakistan Tingkatkan Pembatasan
Pihak berwenang Pakistan meningkatkan aturan pembatasan saat gelombang ketiga COVID-19 tengah melanda. Beberapa bagian kota Islamabad telah ditutup.
“Lebih banyak area rencananya akan ditutup. Varian virus corona Inggris baru muncul di Islamabad,” kata pihak kantor wakil komisaris Islamabad.
Mereka berencana akan menutup tiga wilayah Islamabad pada Senin (15/3). Hal ini dilakukan karena cepatnya strain baru corona asal Inggris diketahui lebih menular.
“Izin yang telah dikeluarkan untuk semua fungsi, festival, dan pertemuan ditarik. Segala jenis aktivitas dalam ruangan tidak diperbolehkan. Fungsi luar ruangan hanya diperbolehkan selama dua jam dengan kurang dari 300 orang,” ucapnya.
Dalam 3 Bulan, Raudhah Masjid Nabawi Disterilkan dengan 23 Ribu Liter Deterjen
Presidensi urusan Masjid Nabawi dan Masjidil Haram menggunakan 23.383 liter deterjen ramah lingkungan untuk mensterilkan karpet di Raudhah dan pintu Bab Al-Salam di Masjid Nabawi dalam waktu tiga bulan. Karpet di Raudhah diganti setiap 10 hari sekali.
Raudhah adalah wilayah kecil antara makam Nabi Muhammad SAW dengan mimbar. Dalam sebuah hadis, Nabi menyebut tempat ini sebagai "taman surga" tempat doa-doa diijabah.
Tidak heran, Raudhah jadi primadona yang selalu diantre jemaah yang datang ke Masjid Nabawi. Berdoa di Raudhah dan berziarah di makam Nabi Muhammad SAW di dekat Raudhah merupakan impian setiap jemaah.
Selain itu, juga terdapat 200 tanda physical distancing terpasang agar jemaah yang hadir ke tempat itu dapat menjaga jarak di wilayah Raudhah dan pintu Bab Al-Salam.
Hal ini dilakukan dalam upaya mensterilkan dan mendisinfeksi Masjid Nabawi dan halamannya.
Read more