Liputan6.com, Sydney - Langkah Australia untuk mendorong vaksinasi COVID-19 tidak perlu dikhawatirkan dan program vaksinasi akan selesai pada akhir Oktober, kata pihak berwenang pada Rabu (10/3), ketika negara itu selesai memberikan lebih dari 100.000 dosis pertama.
Bulan lalu, Australia telah mulai menginokulasi 25 juta penduduknya tetapi upaya vaksinasi berjalan terlambat karena para pejabat memperlambat prosesnya setelah dua orang lanjut usia secara tidak sengaja diberikan empat kali lipat dari dosis yang disarankan, seperti dikutip dari Channel News Asia, Kamis (10/3/2021).
"Ini bukan perlombaan, kami tidak memiliki burning platform (kondisi mendesak untuk mengambil keputusan) di Australia. Kami melakukannya secepat dan seaman dan seaman mungkin," kata Menteri Kesehatan Brendan Murphy kepada wartawan.
"Kami tidak seperti AS atau Inggris atau sebagian besar negara lain di dunia di mana orang-orangnya meninggal di rumah sakit. Kami dapat menggunakan waktu kami, mengatur sistem kami, melakukannya dengan aman dan hati-hati, kami memperluas peluncuran kami setiap hari."
**Ingat #PesanIbu
Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.
Selalu jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.
**Ibadah Ramadan makin khusyuk dengan ayat-ayat ini.
Gunakan Vaksin AstraZeneca
Australia telah mendapatkan sekitar 54 juta dosis vaksin AstraZeneca, yang oleh Murphy disebut "vaksin tenaga kerja untuk Australia", dengan 50 juta akan diproduksi secara lokal.
Murphy mengatakan pengujian vaksin AstraZeneca yang diproduksi secara lokal akan dilakukan bersamaan dengan yang diimpor karena lebih banyak pasokan vaksin akan tiba di negara itu selama beberapa hari terakhir, sehingga jumlah total vaksin yang tersedia menjadi 1,3 juta.
Australia memulai program vaksinasi jauh lebih lambat daripada banyak negara karena penutupan perbatasan, penguncian cepat, dan sistem pelacakan cepat membuat kasus relatif rendah dibandingkan dengan banyak negara maju lainnya.
Australia melaporkan tidak ada kasus lokal baru selama 12 hari berturut-turut pada hari Rabu. Negara ini telah melaporkan lebih dari 29.000 kasus COVID-19 dan 909 kematian sejak pandemi dimulai.
Saksikan Video Pilihan di Bawah ini:
Read more