Top 3: Ekonomi Indonesia Bakal Kalahkan Malaysia dan Singapura

BroTechno - ID

Liputan6.com, Jakarta - Pada 2025 nilai ekonomi digital Indonesia diprediksi akan mencapai lebih dari USD 135 miliar. Dengan demikian, Indonesia bakal menjadi negara dengan pertumbuhan ekonomi tercepat di ASEAN jauh melampau negara lain seperti Singapura dan Malaysia.

Hal tersebut diungkapkan oleh Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan dalam dalam Webinar - Kerja Bareng Untuk Negeri, Sabtu (12/12/2020).

Agar hal ini bisa tercapai, pemerintah terus mendorong digitalisasi UMKM melalui sejumlah kebijakan. Selain itu, peran penting platform e-commerce menjadi hal yang cukup vital dalam proses digitalisasi UMKM di Tanah Air.

Artikel tentang ekonomi Indonesia yang akan mengalahkan Malaysia dan Singapura ini pun menuai perhatian pembaca Liputan6.com di kanal bisnis.

Simak rangkuman 3 berita paling dicari, Minggu (13/12/2020):

1. Lewat Digitalisasi UMKM, Luhut Yakin Indonesia Ungguli Malaysia dan Singapura di 2025

Pekerja membuat mebel di kawasan Tangerang, Selasa (3/11/2020). Kementerian Koperasi dan UKM mengajak para pelaku UMKM yang telah siap mengekspor untuk memanfaatkan Generalized System of Preference (GSP). (Liputan6.com/Angga Yuniar)
Pekerja membuat mebel di kawasan Tangerang, Selasa (3/11/2020). Kementerian Koperasi dan UKM mengajak para pelaku UMKM yang telah siap mengekspor untuk memanfaatkan Generalized System of Preference (GSP). (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan optimis ekonomi Indonesia bisa melampaui negara tetangga. Hal ini merujuk pada tren digitalisasi UMKM di Indonesia yang terus meningkat.

Luhut menilai, peran penting platform e-commerce menjadi hal yang cukup vital dalam proses digitalisasi UMKM di Tanah Air. Pemerintah sendiri menargetkan setidaknya 50 persen UMKM bisa go digital pada 2021.

"Setidaknya, 30 juta dari 60 juta UMKM akan masuk ke dalam ekosistem digital ini," ujar Luhut dalam dalam Webinar - Kerja Bareng Untuk Negeri, Sabtu (12/12/2020).

Baca artikel selengkapnya di sini

2. 3,4 Juta UMKM Go Online Lewat Bangga Buatan Indonesia

BRI bantuk UMKM.
BRI bantuk UMKM.

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan memastikan target program 3 juta Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) go online melalui program Bangga Buatan Indonesia (BBI) sudah tercapai. Sebab, Desember ini sudah ada 3,4 juta UMKM yang memasuki ekosistem digital.

"Sekarang 3,4 juta UMKM pada minggu lalu Desember sudah ada di ekosistem digital. Tapi kita harapkan bisa tingkatkan lagi di akhir tahun ini agar melebihi target," ujarnya dalam webinar bertajuk "Kerja Bareng Untuk Negeri", Sabtu (12/12).

Luhut mengungkapkan, tingginya antusias pelaku UMKM untuk go online tak lepas dari berbagai keuntungan yang diperoleh. Salah satunya akses pemasaran yang lebih luas. "Ayo kita terus dorong agar masuk online, karena ini sangat efisien," imbuh dia.

Baca artikel selengkapnya di sini

3. Luhut Sebut Presiden Jokowi Siap Jadi yang Pertama Disuntik Vaksin Covid-19

Presiden Joko Widodo (kanan) bersama Menko Polhukam Luhut Panjaitan (kedua kanan) saat berada di atas kapal perang KRI Imam Bonjol 383 di perairan Natuna, Kepulauan Riau, Kamis (23/6). (Foto: Setpres)
Presiden Joko Widodo (kanan) bersama Menko Polhukam Luhut Panjaitan (kedua kanan) saat berada di atas kapal perang KRI Imam Bonjol 383 di perairan Natuna, Kepulauan Riau, Kamis (23/6). (Foto: Setpres)

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan memastikan Presiden Jokowi siap menjadi orang pertama yang akan disuntik vaksin Covid-19. Hal ini dimaksudkan untuk menjawab keraguan publik atas keamanan vaksim tersebut.

"Ada yang bilang ini (vaksin Covid-19) nanti bisa sakit, Presidennya dulu disuntik. Kemarin, Pak Presiden (Jokowi) bilang nanti saya ramai-ramai saja disuntik dengan rakyat," tegasnya dalam webinar bertajuk "Kerja Bareng Untuk Negeri", Sabtu (12/12).

Bahkan, kata Luhut, Presiden Jokowi siap saja hari ini juga disuntik vaksin Covid-19. Namun, jika dilakukan dikhawatirkan akan kembali menimbulkan tudingan miring dan melanggar ketentuan yang ada.

Baca artikel selengkapnya di sini

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:



Read more
LihatTutupKomentar