Liputan6.com, Jakarta- Informasi seputar Covid-19 menyebar seiring meluasnya penularan virus tersebut. Namun, informasi seputar Covid-19 tidak semunya benar.
Agar tidak dirugikan karena telah mempercayai informasi seputar Covid-19, kita harus memverifikasi informasi yang kita dapat terlebih dahulu.
Cek Fakta Liputan6.com pun telah menelusuri sejumlah klaim seputar Covid-19. Hasilnya, informasi tersebut tidak benar alias hoaks.
Simak enam informasi hoaks seputar Covid-19 terbaru, hasil penelusuran Cek Fakta Liputan6.com.
1. Indonesia yang Pesan Vaksin Covid-19 Buatan China
Sebuah narasi dengan klaim hanya Indonesia yang membeli vaksin covid-19 buatan China, Sinovac dan tidak ada negara lain yang membeli Sinovac beredar media sosial Twitter.
Begini narasinya:
"Hanya Indonesia yang memesan Vaksin Sinovac buatan China.
Indonesia memesan 40 juta Vaksin Sinovac.
China sendiri justru memesan vaksin AstraZeneca buatan Inggris sebanyak 200 juta.
SELAMAT PAGI INDONESIAKUUUH!!
HOW LOW CAN YOU GO.."
Lalu, benarkah hanya Indonesia yang membeli Sinovac, vaksin covid-19 buatan China?
Hasil penelusuran Cek Fakta Liputan6.com, klaim yang menyebut hanya Indonesia yang membeli vaksin covid-19 buatan China adalah salah. Faktanya, ada negara lain yang juga membeli Sinovac, yakni Chili, Turki, Brasil, dan Bangladesh.
2. Alat Rapid Test Antigen Menunjukkan Hasil Positif saat Diberikan Coca-Cola
Beredar di media sosial unggahan terkait anggota Parlemen Austria yang menguji alat rapid test antigen dengan Coca-Cola.
Unggahan tersebut berupa foto dengan tulisan "Coca Cola Positif Covid-19". Selain itu ia juga menambahkan narasi:
"Parlemen di Austria membuktikan ngawurnya hasil rapid test dgn memberi contoh segelas Coke yg dites dan hasilnya positif.
Yg bikin gw trenyuh, marah sekaligus bingung, udah ada ribuan bukti dari hampir seluruh dunia bahkan dokter2 patologi Indonesia juga sependapat, tapi kenapa rapid masih DIWAJIBKAN sampai memakan banyak korban jiwa? Lu psikopat apa gimana?
Demi lindungin bisnis iblis kayak gini lu sampai penjarain orang ya IKATAN DOKTER INDONESIA. Mana sumpah dokter lu?"
Lalu benarkah alat rapid test antigen jika diberikan Coca-Cola akan memberikan hasil positif?
Hasil penelusuran Cek Fakta Liputan6.com, postingan video dari anggota Parlemen Austria, Michael Schnedlitz yang menguji alat rapid test antigen dengan Coca-Cola dan hasilnya positif adalah salah. Faktanya Schnedlitz melakukan test tidak sesuai dengan instruksi yang diberikan dan itu membuat hasilnya rusak.
3. Rumah Sakit Lockdown Setelah Pasien Covid-19 Jadi Zombie
Beredar foto di Facebook yang menggambarkan suasana di sebuah rumah sakit sedang kacau balau. Disebutkan dalam foto itu, ada pasien covid-19 yang menjadi zombie usai divaksin.
Foto tersebut diberi narasi sebagai berikut:
"Zombile Land".
Kemudian di foto itu ada keterangan dengan narasi sebagai berikut:
"Rumah sakit di lockdown setelah pasien covid-19 yang divaksin pertama memakan pasien lain."
Lalu, benarkah klaim ada pasien covid-19 yang menjadi zombie usai divaksin?
Hasil penelusuran Cek Fakta Liputan6.com, klaim pasien covid-19 di sebuah rumah sakit menjadi zombie usai divaksin adalah tidak benar. Klaim ini termasuk dalam hoaks jenis satire.
Faktanya, foto itu merupakan kekerasan sejata AS yang terjadi pada 2017. Foto tersebut baru dipublikasikan di internet pada Februari 2019.
4. WHO Ungkap Vaksin Covid-19 Buatan Sinovac Paling Lemah
Beredar di media sosial postingan soal WHO yang menyebut vaksin covid-19 buatan Sinovac punya respons imun paling rendah dibanding 10 vaksin lainnya. Kabar itu ramai dibagikan sejak akhir pekan kemarin.
Informasi yang diunggah berupa tangkapan layar berita berjudul "WHO Ungkap Pengaruh Vaksin Sinovac China terhadap Imun Tubuh Ternyata Paling Rendah".
Postingan tersebut juga menyertakan sembilan vaksin covid-19 lainnya. Di sana juga terdapat narasi:
"Sebanyak 1,2 juta Vaksin Sinovac buatan China telah tiba di Indonesia.
Presiden Joko Widodo alias Jokowi pun langsung menyampaikan kabar yang ia nilai sebagai kabar baik tersebut.
“Saya ingin menyampaikan kabar baik.Hari ini pemerintah sudah menerima 1,2 juta dosis vaksin Covid-19. Vaksin ini buatan Sinovac yang kita uji secara klinis di Bandung sejak Agustus 2020,” kata Jokowi,Minggu (6/12/2020).
Berdasarkan informasi yang didapat berita AL JAZEERA,Dari 20 negara yang telah tercatat memesan Vaksin Virus Corona, memang baru INDONESIA yang memesan VAKSIN SINOVAC.
AL JAZEERA juga mengungkap data bersumber dari REUTERS dan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Dari 10 jenis vaksin yang siap edar, ternyata VAKSIN SINOVAC memiliki pengaruh terhadap imunitas tubuh yang PALING LOW atau RENDAH.
Berdasarkan tabel di bawah ini dipaparkan dampak ke-10 jenis vaksin tersebut terhadap imunitas tubuh relawan uji coba.
Sekadar contoh, VAKSIN MODERNA berdampak 94,5 % terhadap imunitas tubuh.VAKSIN PFIZER berdampak 95 % terhadap imunitas tubuh.
TETAPI, SINOVAC memiliki dampak terhadap imunitas tubuh yang masuk kategori low atau rendah.
Bukan itu saja, CHINA dan RUSIA juga dua negara yang dinilai sangat berani karena telah memproduksi vaksin meski uji klinis tahap 3 belum selesai.
Media berbasis di DOHA, QATAR, mengungkap data hasil riset terkait pengaruh 10 jenis vaksin terhadap imunitas tubuh.
Hasilnya, VAKSIN SINOVAC pengaruhnya masuk KATEGORI LOW (RENDAH),Sementara beberapa merek vaksin lain masuk kategori moderat atau 94-95 persen seperti VAKSIN PFIZER dan MODERNA.
PFIZER dan MODERNA adalah vaksin buatan Amerika Serikat.
Berdasarkan data yang diungkap Al Jazeera,Ada 20 negara (tidak termasuk Uni Eropa) yang telah memesan vaksin untuk mengatasi pandemi Virus Corona atau Covid-19.
Ke-20 negara yang telah memesan vaksin tersebut adalahAMERIKA SERIKAT, JEPANG, INGGRIS, ITALIA, DENMARK, BELANDA, PRANCIS, KANADA, CHINA, BRAZIL, MEKSIKO, ARGENTINA, INDIA, SPANYOL, AUSTRALIA, INDONESIA, UZBEKISTAN, MESIR, NEPAL, dan ISRAEL.
Data REUTERS menunjukkan bahwa ada 10 jenis Vaksin Virus Corona yang siap dan telah diproduksi sejumlah perusahaan farmasi dari sejumlah negara seperti InggYris, AMERIKA SERIKAT, JERMAN, dan CHINA.
Ke-10 jenis Vaksin Virus Corona tersebut adalah sebagai berikut:
1. AstraZeneca (Inggris)
2. Cansino Bilogics
3. Gamaleya Reserach Institute
4. Inovio-Cepi (Amerika Serikat)
5. Johnson & Johnson Barda Janssen
6. Moderna (Amerika Serikat).
7. Novavax (Amerika Serikat).
8. Pfizer-Biontech(Amerika Serikat-Jerman)
9. Sinopharm-Beijing Institute ofBilogical Products (China)
10. Sinovac (China)
Al Jazeera juga mengungkap tabel negara-negara mana saja yang telah memesan 10 jenis vaksin.
Hasilnya, HANYA INDONESIA yang memesan VAKSIN SINOVAC BUATAN CHINA.
Indonesia memesan 40 juta Vaksin Sinovac.
CHINA sendiri justru memesan vaksin AstraZeneca buatan Inggris sebanyak 200 juta.
Lebih lengkap bisa dilihat dalam tabel di bawah ini."
Lalu benarkah postingan yang menyebut vaksin covid-19 buatan sinovac punya respons imun paling rendah dibanding 10 vaksin lainnya menurut WHO?
Hasil penelusuran Cek Fakta Liputan6.com, postingan yang menyebut vaksin covid-19 buatan sinovac punya respons imun paling rendah dibanding 10 vaksin lainnya menurut WHO adalah tidak benar. Faktanya WHO tak pernah mengeluarkan statement resmi soal perbandingan vaksin covid-19.
5. Cairan Vaksin Covid-19 Menetes, Video Vaksinasi Ini Pakai Jarum Palsu
Saluran YouTube CBC News pada 14 Desember 2020 mengunggah sebuah video soal petugas kesehatan yang disuntik vaksin covid-19. Video vaksinasi berjudul: "Health-care workers get 1st COVID-19 vaccines in Ontario" itu sudah ditonton 60.397 kali di YouTube.
Penyuntikan vaksin covid-19 ini mendapat banyak komentar.
Bahkan, ada yang mengklaim kalau vaksinasi ini menggunakan jarum palsu karena ada cairan yang menetes saat seorang petugas kesehatan disuntik vaksin covid-19.
Begini klaim netizen yang ada di kolom komentar saluran YouTube CBC News pada video tersebut:
"Bukankah itu jarum palsu yang pernah Anda lihat? Mengapa begitu banyak cairan yang bocor dari jarum? Mengapa kulit tidak iritasi atau merah di tempat suntikan? Siapa yang tahu bahwa vaksin itu sangat aneh!"
Lalu benarkah vaksinasi covid-19 di Ontario, Amerika Serikat, menggunakan jarum palsu?
Hasil penelusuran Cek Fakta Liputan6.com, klaim vaksinasi Covid-19 di Ontario, Amerika Serikat menggunakan jarum palsu adalah informasi yang salah. Sebab, kebocoran vaksinasi selama penyuntikan sering terjadi tapi tidak disadari.
6. Video Perawat Meninggal Dunia Usai Disuntik Vaksin Covid-19
Sebuah video yang diklaim seorang perawat meninggal dunia usai disuntik vaksin virus corona Covid-19 beredar di media sosial. Video tersebut tersebar lewat pesan berantai di aplikasi percakapan WhatsApp pada Senin (21/12/2020).
Dalam video berdurasi 3 menit 3 detik itu, tampak seorang perawat tengah diwawancarai oleh sejumlah wartawan. Di tengah wawancara tersebut, si perawat tampak memegang keningnya.
Ia kemudian mengeluh sakit di kepala dan lemas. Tak lama berselang, ia jatuh ke lantai. Sejumlah dokter dan petugas kesehatan lain yang melihat kejadian itu langsung menolong si perawat.
Video tersebut kemudian dikaitkan dengan meninggalnya seorang perawat usai disuntik vaksin Covid-19.
"berita terhangat..... suster di amrik baru disuntik vaksin dan beberapa menit sesudahnya diwawancara stlh menerima vaksin, kemudian langsung meninggal saat wawancara tsb," berikut narasi dalam pesan berantai tersebut.
Benarkah perawat tersebut meninggal dunia usai disuntik vaksin Covid-19?
Video yang diklaim seorang perawat meninggal dunia usai disuntik vaksin virus corona Covid-19 ternyata tidak benar.
Faktanya si perawat yang disuntik vaksin Covid-19 itu hanya pingsan. Penyebabnya pun bukan karena vaksin Covid-19, melainkan kondisi kesehatan bawaan berupa respons vagal.
** #IngatPesanIbu
Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.
Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.
Tentang Cek Fakta Liputan6.com
Liputan6.com merupakan media terverifikasi Jaringan Periksa Fakta Internasional atau International Fact Checking Network (IFCN) bersama puluhan media massa lainnya di seluruh dunia.
Cek Fakta Liputan6.com juga adalah mitra Facebook untuk memberantas hoaks, fake news, atau disinformasi yang beredar di platform media sosial itu.
Kami juga bekerjasama dengan 21 media nasional dan lokal dalam cekfakta.com untuk memverifikasi berbagai informasi yang tersebar di masyarakat.
Jika Anda memiliki informasi seputar hoaks yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silahkan menyampaikan kepada tim CEK FAKTA Liputan6.com di email cekfakta.liputan6@kly.id.
Simak Video Berikut
Read more