Liputan6.com, Jakarta Indonesia merayakan Hari Ibu tiap Desember. Di era digital, pekerja seni bisa mengenang peran dan cinta ibu dengan beragam cara. Kanal YouTube Soundtoloyo misalnya, merilis Balada Anak Remaja.
Mengusung konsep parody medley cover, film pendek Balada Anak Remaja yang berdurasi 13 menit dan 52 detik menampilkan kisah simpel tentang anak yang bersikap acuh terhadap bahasa kasih ibunda.
Hari Ibu 2020 bisa jadi telah lewat. Yang jelas, mencintai ibu tak hanya tiap 22 Desember. Pesan yang diusung Balada Anak Remaja terasa relevan saat disaksikan di bulan lain. Bukan hanya Desember.
Cerita Balada
Balada Anak Remaja menceritakan Ibu (Noviya S. Guritno) yang membuka usaha menjahit dengan mempekerjakan dua karyawan, yakni Nurmen (Nurmen) dan Dany (Dany Beler).
Pagi itu, Ibu kedatangan Teh Neng (Yessy Argobie) yang mengambil pesanan baju. Tak lama setelahnya, anak Ibu, Ajay (Fajar Nugra) pulang, langsung masuk ke kamar untuk mencari sesuatu.
Mendapati Laci Meja Kosong
Tidak menemukan apa yang dicari, ia menggeledah ruang kerja ibu dan mengambil uang hasil menjahit baju-baju pesanan Teh Neng. Mendapati laci meja kosong, Ibu hanya bisa menangis.
Ajay pergi bersama rekannya. Di tengah jalan, Ajay memukuli Maul (Chdamul Furqon) yang diduga menaksir gebetannya. Perkelahian ini diketahui warga. Ajay dikerja warga, Maul terkapar di pinggir jalan.
Perdebatan Receh
Babak awal Balada Anak Remaja menampilkan segmen perdebatan receh dua karyawan ibu yang berakhir “zonk” lantaran tak ada yang benar. Hawa komedi menguat ketika kediaman Ibu kedatangan Teh Neng.
Gaya dan celetukan Teh Neng kepada supir (Julfikar Maha Putra), menjadikan opening Balada Anak Remaja segar. Adegan supir membuka pintu depan mobil padahal majikan di jok belakang bikin ngakak.
Tak Ingat Berarti Lupa
“Pokoknya sekali lagi kamu lupa berarti kamu tidak ingat,” cetus Teh Neng kepada supir. Dialog ini justru paling memorable. Mulanya, kami berharap penokohan Ibu dan Teh Neng digali lebih dalam.
Namun, menit berikutnya Balada Anak Remaja sesuai judulnya memilih fokus pada Ajay, karakter yang sejak awal tak memenangkan hati penonton. Perilakunya hampir di sepanjang film menjengkelkan.
Lebih Serius dan Muram
Sok jago, semau gue, penuh prasangka, dan masa bodoh terhadap kepentingan orang sekitar. Balada Anak Remaja terasa lebih serius juga muram. Lagu-lagu yang ditampilkan merangkum esensi film ini. Yakni, permintaan maaf kepada ibu yang telah berkorban banyak.
Porsi segmen menyanyi lebih dominan dan panjang jika dibandingkan ceritanya sendiri. Padahal, sineas Jui Purwoto telah menyisipkan banyak adegan untuk melanjutkan perjalanan Ajay hingga sampai ke pemahaman akan cinta ibu.
Ringkas dan Tidak Monoton
Akhirnya, porsi Balada Anak Remaja bergeser ke medley. Kisah Ibu dan Ajay seperti menyesuaikan dengan pilihan lagu. Dari aspek penuturan, film ini menyampaikan pesan secara ringkas dan tidak monoton.
Adegan digulirkan dalam drama maupun musikal. Maka, ia terasa tidak membosankan. Konsekuensinya ya itu tadi, musik yang dominan membuat beberapa karakter yang menonjol kurang mendapat panggung.
Pemain: Noviya S. Guritno, Nurmen, Dany Beler, Yessy Argobie, Fajar Nugra, Chdamul Furqon, Julfikar Maha Putra
Produser: Maulana Azhari
Sutradara: Jui Purwoto
Produksi: Soundtoloyo
Durasi: 13 menit, 52 menit
Read more