Liputan6.com, Jakarta - Pengumuman yang dilakukan Pertamina Mandalika SAG Team sangat mengejutkan. Dimas Ekky Pratama yang telah diumumkan akan menjadi pembalap mereka di ajang Moto2, ternyata digantikan oleh Bo Bendsneyder.
Pengumuman pada Rabu (23/12/2020) membuat banyak orang terheran. Euforia menyambut MotoGP 2021 dengan Indonesia menjadi calon tuan rumah dan adanya tim balap Indonesia yang akan turun di kelas Moto2 sangat terasa.
Dimas Ekky disebut akan menjadi pembalap tim tersebut. Tapi kemudian digantikan Bendsneyder. Jangan dulu kecewa, Bendsneyder juga masih punya garis keturunan Indonesia.
Tepatnya, dari kakek pihak ayahnya yang merupakan orang Surabaya. Kakek Bernseyder disebut pindah ke Belanda pada tahun 1956 dari Surabaya.
Kemudian keluarganya menetap di Belanda dan dia lahir di Rotterdam, 4 Maret 1999. Menariknya, mereka sekeluarga disebut masih sering mengunjungi sanak saudaranya di Indonesia.
Awal Karir
Terlepas dari hal itu, pembalap berusia 21 tahun ini memilih turun di ajang road racing sejak usianya masih 12 tahun. Bukan justru memilih menjadi pembalap motorcross seperti pembalap-pembalap ternama asal Belanda di MXGP.
Bendsneyder mulai mengikuti kompetisi di kejuaraan nasional Jerman dan Belanda mengendarai motor Honda NSF100 dan Moriwaki. Kemudian pada 2014, ia turun di kelas Moto3 Jerman, sebelum pindah ke Red Bull Rookies Cup pada 2015.
Selama turun di Red Bull Rookies Cup, Bendsneyder pun bertarung melawan banyak rider yang kini juga bersaing di ajang Grand Prix, seperti Fabio di Giannantonio, Ayumu Sasaki, Raul Fernandez, Kaito Toba, dan masih banyak lagi.
Juara Rookies Cup
Bendsneyder pun tampil sangat dominan di Red Bull Rookies Cup kala itu. Rider yang identik dengan nomor balap #64 ini sukses merebut 10 podium, yang delapan di antaranya merupakan kemenangan. Pada akhir musim, ia jadi juara, mengalahkan Giannantonio dan Sasaki.
Sembari turun di Red Bull Rookies Cup, Bendsneyder juga turun di ajang FIM CEV Moto3 Junior World Championship. kala itu, ia mengendarai Honda bersama Dutch Racing Team. Ia pun mengakhiri musim di peringkat 7, dengan raihan satu podium.
Prestasinya di kedua kejuaraan ini pun membuat Bendsneyder digaet oleh salah satu tim paling prestisius di Moto3 Grand Prix pada 2016, yakni Red Bull KTM Ajo, yang dibesut oleh tangan dingin Aki Ajo.
Musim debutnya di ajang dunia pun sama sekali tak buruk, karena ia sukses merebut dua podium, usai finis ketiga di Silverstone, Inggris, dan juga Sepang, Malaysia, yang tentunya diramaikan penggemar balap dari Tanah Air.
Batal ke WorldSSP
Pada 2017, Bendsneyder bertahan di Red Bull KTM Ajo. Ia konsisten bertarung di posisi 10 besar, namun sayangnya paceklik podium. Hasil terbaiknya hanyalah finis keempat di Brno, Ceko. Dengan tubuh yang makin tinggi besar meski masih 19 tahun, Bendsneyder naik ke Moto2 pada 2018.
Membela Tech 3 Racing, ia pun sulit tampil kompetitif, dan bahkan mengalami insiden mengerikan di Motegi, Jepang, saat mesin motornya meledak dan membuat tulang tibia kaki kirinya patah, hingga harus absen di tiga seri terakhir.
Pada musim 2019 dan 2020, Bendsneyder pindah ke NTS RW Racing GP. Ia lagi-lagi sulit tampil kompetitif, sampai-sampai memutuskan pindah WorldSSP pada 2021. Pada 30 November 2020 lalu, ia bahkan diumumkan resmi membela Dutch EAB Racing Team untuk mengendarai Yamaha R6.
Namun, tampaknya kesepakatan antara Bendsneyder dan Dutch EAB Racing Team dibatalkan demi membela Pertamina Mandalika SAG Team di Moto2 2021. Mengendarai motor Kalex versi 2020, ia pun diharapkan bisa tampil kompetitif tahun depan.
Sumber: Bola.net, Motogp.com, KTM Racing
Infografis Dilema Libur Panjang Akhir Tahun 2020
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:
Read more