Hingga Desember 2020, virus corona masih mencengkeram dunia. Namun, sudah ada berbagai kabar baik yang muncul.
Pada Jumat (11/11) waktu AS otoritas setempat mengizinkan penggunaan darurat vaksin Pfizer. Usai izin diberikan, Presiden Donald Trump memerintahkan agar vaksinasi dilakukan secepat mungkin.
Selain soal izin penggunaan darurat Pfizer, terdapat berbagai kabar corona dunia yang dirangkum tim kumparan untuk para pembaca, berikut ringkasannya:
AS Izinkan Penggunaan Darurat Vaksin Corona Pfizer
Otoritas Amerika Serikat pada Jumat (11/12) memberikan lampu hijau penggunaan vaksin corona Pfizer secara darurat.
Pengumuman disampaikan oleh Badan Obat-obatan dan Makanan AS.
AS menjadi negara keenam yang mengizinkan penggunaan dua dosis vaksin Pfizer. Sebelumnya langkah serupa diambil Inggris, Bahrain, Kanada, Arab Saudi, dan Meksiko.
Trump Perintahkan Vaksinasi Segera
Amerika Serikat akan mulai melakukan vaksinasi di seluruh negara bagian dalam waktu kurang dari 24 jam usai vaksin Pfizer diizinkan untuk penggunaan darurat.
"Vaksin pertama akan diberikan dalam waktu kurang dari 24 jam," kata Presiden Amerika Serikat Donald Trump dikutip AFP, Sabtu (12/12).
Dia menyebut, vaksin telah didistribusikan ke seluruh negara bagian. Kemudian pimpinan tiap negara bagian boleh memutuskan siapa prioritas warga atau kelompok yang akan disuntik lebih awal.
Belanda Pertimbangkan Lockdown Ketat Jelang Natal
Kasus infeksi virus corona di Belanda dalam 24 jam terakhir bertambah lebih dari 9.000 kasus. Penambahan ini merupakan yang terbesar sejak Oktober 2020.
Lonjakan kasus tersebut membuat Pemerintah dan Parlemen bergerak cepat. Pada Minggu (13/12) mereka dijadwalkan untuk menggelar pertemuan darurat.
Pertemuan ditujukan untuk membahas rencana pemberlakuan lockdown lebih ketat jelang Natal
Uji Vaksin Sinopharm di Peru Dihentikan
Peru, pada Jumat (11/12), menghentikan uji klinis vaksin buatan China, Sinopharm, di negaranya. Keputusan diambil usai seorang sukarelawan mengalami masalah neurologis setelah menerima vaksin.
Menurut keterangan Institut Nasional Kesehatan Peru, relawan tersebut dilaporkan sulit menggerakkan tangan. Laporan itu menjadi dasar uji klinis dihentikan sementara.
Read more