Liputan6.com, Jakarta - Wall Street ditutup menguat pada penutupan perdagangan Senin (Selasa pagi waktu Jakarta) dan indeks Dow Jones melonjak ke rekor tertinggi. Bursa saham di New York Amerika Serikat (AS) ini menguat setelah Presiden Donald Trump menandatangani pemberian stimulus ekonomi.
Mengutip CNBC, Selasa (29/12/2020), Dow Jones Industrial Average ditutup naik 204,10 poin atau 0,7 persen menjadi berlabuh di level 30.403,97. Untuk indeks S&P 500 naik 0,9 persen menjadi 3.735,36. Sedangkan Nasdaq Composite naik 0,7 persen menjadi 12.899,42.
Donald Trump menandatangani paket stimulus berupa bantuan kepada warga yang terdampak senilai USD 900 miliar. Dengan penandatanganan ini maka draf rancangan undang-undang tersebut resmi menjadi undang-undang.
Paket stimulus ini mencegah penutupan pemerintah dan memperluas tunjangan pengangguran kepada jutaan orang Amerika Serikat. Penandatanganan itu dilakukan beberapa hari setelah Trump menyarankan dia akan memveto undang-undang tersebut, menuntut pembayaran langsung USD 2.000 kepada orang Amerika, bukan USD 600.
"Semua gertakan yang dilakukan itu tidak signifikan mengubah prospek saham, karena pasar masih mengharapkan dan pada akhirnya menerima stimulus minimal USD 900 miliar," tulis Tom Essaye, pendiri The Sevens Report.
“Lima pilar yang mendorong reli yaitu stimulus fiskal, stimulus the Fed, peluncuran vaksin, pemerintah yang mendukung dan tidak ada resesi lagi sebagian besar masih ada. Melihat ini prospek jangka menengah dan jangka panjang untuk saham akan menjadi positif,” tambah Essaye.
Gerak Saham
Saham Apple memimpin penguatan Dow Jones dengan naik 3,6 persen. Saham Disney juga berkontribusi pada kenaikan tersebut dengan melonjak hampir 3 persen.
Layanan komunikasi, kebijaksanaan konsumen, dan teknologi semuanya maju lebih dari 1 persen sehingga mendorong indeks saham S&P 500.
Lonjakan bursa saham yang terjadi pada perdagangan Senin menambah keuntungan pasar saham tahun ini. S&P 500 naik 15,6 persen pada 2020, sedangkan Dow telah naik 6,5 persen.
Untuk Nasdaq telah melonjak 43,8 persen tahun ini karena investor menyukai nama-nama perusahaan teknologi yang memiliki pertumbuhan tinggi selama pandemi Covid-19.
"Bursa saham tampaknya siap untuk mengakhiri tahun dengan catatan baik," kata kepala analis saham U.S. Bank Wealth Management, Terry Sandven.
“Ada stimulus tambahan dari pemerintah yang memberikan stabilitas ekonomi, kemajuan medis untuk Covid-19 terus berkembang dan lingkungan makro mendukung saham." jelas dia.
Namun, jumlah kasus positif Covid-19 di AS terus meningkat. Selama seminggu terakhir, AS telah membukukan setidaknya 184.000 infeksi baru per hari, menurut data dari Universitas Johns Hopkins.
Saksikan video pilihan berikut ini:
Read more