KONI Pusat Selaraskan Grand Design Pembangunan Olahraga dengan Kemenpora

BroTechno - ID
KONI Pusat Selaraskan Grand Design Pembangunan Olahraga dengan Kemenpora
KONI Pusat bekerja sama dengan Kementerian Pemuda dan Olahraga menggelar sebuah acara Focus Group Discussion (FGD) di Hotel Solia Zigna, Laweyan, Solo secara virtual

SOLO - Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Pusat bekerja sama dengan Kementerian Pemuda dan Olahraga menggelar sebuah acara Focus Group Discussion (FGD) di Hotel Solia Zigna, Laweyan, Solo.

FGD ini digelar guna membahas tentang grand design pembangunan olahraga prestasi nasional tahun 2020-2035 KONI menuju prestasi global yang harus diselaraskan dengan grand design yang dibuat oleh pemerintah.

FGD ini digelar selama 3 hari, mulai dari Jumat (27/11) malam hingga Minggu (29/11) mendatang. FGD dibuka secara resmi oleh Menteri Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia (Menpora RI) Zainudin Amali, yang disampaikan secara virtual.

Dalam acara ini, turut dihadiri pula oleh beberapa jajaran pengurus dari KONI Pusat, KONI Daerah, Dispora, para akademisi dari UNS, UNY, UTP, dan juga praktisi olahraga.

"Mengapa grand design ini harus dibuat, karena kita harus punya pedoman agar peningkatan prestasi olahraga terukur. Tanpa itu, kita tidak pernah mengetahui. Apakah kita ini terbelakang atau kita harus maju lagi," jelas Ketua Umum KONI Pusat, Marciano Norman.

Ditambahkan Marciano, kondisi Indonesia saat ini dalam Olimpiade adalah peringkat 40 dengan capaian satu medali emas.

Namun jika dalam Olimpiade di Tokyo nanti, Indonesia mendapatkan satu medali emas lagi entah itu dari cabang olahraga angkat besi maupun bulu tangkis. Maka, kemungkinan Indonesia bisa naik peringkatnya dari 40 mungkin bisa jadi 30 atau 20.

KONI Pusat Selaraskan Grand Design Pembangunan Olahraga dengan Kemenpora (1)
Menteri Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia (Menpora RI) Zainudin Amali, yang disampaikan secara virtual

"Kalau kita mau jadi tuan rumah Olimpiade tahun 2032, kita harus menjadikan grand design ini jadi rujukan kita untuk melakukan pembinaan atlet secara berjenjang secara berkelanjutan, dan juga prestasinya semakin meningkat," papar Marciano Norman.

Sementara itu, arahan dari Menpora RI, Zainudin Amali secara virtual. Sport science harus mutlak ada dalam pembinaan prestasi seorang atlet. Karena menurutnya Indonesia saat ini sudah jauh ketinggalan dengan negara-negara lain.

"Sport science harus menjadi mutlak ada dalam pembinaan prestasi seorang atlet. Dengan sport science kita bisa mendapatkan ukuran-ukuran standar untuk prestasi seorang atlet," ujar Zainudin Amali.

Selain itu dalam paparan virtualnya, Zainudin juga menyinggung persoalan kurikulum sekolah atlet yang disamakan dengan kurikulum sekolah biasa.

"Saya pernah berkunjung ke Cibubur, anak-anak yang dididik jadi atlet sedang belajar. Tapi pelajarannya sama dengan siswa bukan atlet. Kita harusnya menyesuaikan kurikulum," tegasnya.

Zainudin berpendapat jika para atlet diberikan pelajaran seperti anak-anak biasa. Maka, jika hari besok ada pertandingan, maka nilai atlet tersebut bisa akan anjlok. Oleh karenanya Zainudin mengharapkan keterlibatan dari Kemendikbud dan pihak terkait.

"Kita harus menjadi satu kesatuan. Tahun 2021 agenda olahraga kita sangat banyak multi event baik dalam negeri maupun luar negeri. Tidak mungkin itu tidak didesain dengan bagus. Kerja sama dengan berbagai stake holder nanti bisa menjadi panduan jadi penunjuk jalan buat kita untuk melakukan berbagai kegiatan khusus pembinaan olahraga di Tanah Air," pungkasnya. (Fernando Fitusia)



Read more
LihatTutupKomentar